Kenali Phantosmia Gangguan Halusinasi – Phantosmia adalah suatu kondisi ketika seseorang dapat mencium sesuatu, tetapi orang lain tidak dapat menciumnya. Pasalnya, bau atau benda yang menyebabkan bau tersebut tidak nyata. Kondisi ini termasuk dalam gejala gangguan saraf penciuman.

Kenali Phantosmia Gangguan Halusinasi

kondisi Fantosmia atau halusinasi penciuman seringkali membuat penderitanya merasa bingung dan tidak nyaman, terutama saat berinteraksi dengan orang lain. Bahkan, pada kasus tertentu, kondisi ini juga bisa membuat penderitanya kehilangan nafsu makan karena bau yang tidak sedap atau bau busuk yang ia cium.

Bau yang tidak sedap dapat tercium dari salah satu atau kedua lubang hidung. Terkadang, bau ini bisa bertahan sepanjang hari atau datang dan pergi pada waktu-waktu tertentu.

Mengenali Berbagai Penyebab Phantosmia

Phantosmia terjadi ketika ada gangguan pada saraf penciuman di hidung atau bagian otak yang memproses rangsangan dari indera penciuman. Kondisi halusinasi penciuman ini bisa terjadi karena beberapa alasan, di antaranya:

  • Cedera kepala
  • Epilepsi
  • Migrain, biasanya pada migrain dengan aura
  • infeksi sinus
  • Polip hidung
  • Rinitis alergi
  • Tumor otak
  • Demensia, misalnya karena penyakit Alzheimer
  • penyakit Parkinson
  • Gangguan psikotik, misalnya skizofrenia
  • meniup

Efek samping obat-obatan, seperti obat tetes hidung

Selain berbagai hal di atas, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa phantosmia juga dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, seperti COVID-19.

Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus Corona dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan saraf penciuman, sehingga mengakibatkan gejala kehilangan penciuman (anosmia), kurangnya kepekaan terhadap bau (hiposmia), atau salah persepsi terhadap bau tertentu (parosmia).

Langkah Diagnostik Phantosmia

Jika Anda merasakan gejala phantosmia, sebaiknya periksakan ke dokter agar bisa diketahui penyebabnya. Dengan demikian, dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebabnya.

Untuk menentukan penyebab phantosmia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti:

Endoskopi hidung

Endoskopi hidung atau rinoskopi dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam hidung untuk melihat bagian dalam rongga hidung lebih jelas dan menentukan apakah ada masalah yang dapat menyebabkan phantosmia, seperti polip atau tumor di hidung, dan rinitis alergi.

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan radiologis, seperti rontgen dan CT scan kepala, juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada rongga hidung dan otak yang dapat menimbulkan keluhan phantosmia, seperti tumor di hidung atau otak, demensia, dan penyakit parkinson.

Elektroensefalografi (EEG)

Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas listrik di otak. Pasalnya, saat Anda merasakan gejala phantosmia, gelombang listrik di otak akan menunjukkan pola tertentu dan hal ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan EEG.

Tes ini biasanya dilakukan ketika dokter menduga bahwa phantosmia disebabkan oleh kelainan pada otak, seperti epilepsi atau migrain dengan aura.

Selain pemeriksaan di atas, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain, seperti tes darah dan tes PCR, jika diduga phantosmia akibat COVID-19.

Cara Mengobati Phantosmia

Perawatan untuk phantosmia perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, jika phantosmia disebabkan oleh epilepsi, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat antiepilepsi untuk mengobati kondisi tersebut. Sementara itu, phantosmia yang disebabkan oleh tumor otak dapat diobati dengan pembedahan atau kemoterapi.

Untuk mengatasi phantosmia akibat COVID-19, dokter akan memberikan obat antivirus untuk membasmi virus Corona dan kortikosteroid untuk mengobati radang saraf penciuman.

Meski tidak mengancam jiwa, phantosmia dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan atau bahkan dehidrasi dan kekurangan gizi.

Oleh karena itu, jika Anda merasakan gejala phantosmia, apalagi jika keluhan ini sudah dirasakan lama atau sering kambuh, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.

Mungkin itu saja informasi yang dapat kami sampaikan untuk Anda semua, semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Anda semua. Kunjungi situs dari Plazamedis untuk mendapatkan berbagai macam informasi menarik seputar Medical Check Up Murah di Indonesia.